Just another free Blogger theme

Subscribe Us


Tradisi dan budaya memang sangat melekat pada suatu daerah. Sama hal nya dengan tradisi yang berasal dari Kota Sampit, yakni Mandiu Safar. Tradisi ini merupakan tradisi turun menurun yang dilakukan oleh masyarakat pesisir yang bermukim di sepanjang aliran Sungai Mentaya. Namanya yang unik ini diambil dari waktu pelaksanaannya, yakni pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar atau yang biasa disebut dengan Arba Musta'mir.

Menurut kepercayaan masyarakat, dengan melakukan tradisi mandi safar ini memiliki makna untuk menyucikan diri dari sifat jahat, dengki, hasut, fitnah, serta menghilangkan sial. masyarakat yang mengikuti tradisi ini diharuskan membawa daun sawang yang telah diberi rajah oleh alim ulama atau sesepuh adat yang kemudian dikalungkan di leher atau diikat dipinggang dan pelampung. Tujuan daun ini ialah untuk menjaga masyarakat yang ikut Mandi Safar dari segala gangguan, baik oleh binatang maupun makhluk halus.

Pelaksanaan Mandi Safar biasanya dimulai setelah waktu Sholat Dzuhur, dengan melakukan acara syukuran atau selamatan tolak bala. Makanan yang sering disajikan pun bermacam-macam, ada kue putu mayang, cucur, kekoleh yang kemudian disiram dengan kuah santan.

Menghargai sebuah tradisi yang telah diturunkan, merupakan sikap yang tangguh demi melanjutkan masa depan.

Thank You

Categories:


Jika ada saran mengenai topik atau semacamnya, silahkan hubungi saya melalui icon sosial media yang tertera BETIRIK

0 Comments:

Posting Komentar